Indonesia Star Trek Community – Kumpulan Penggila Star Trek

March 11, 2009 at 9:41 am 5 comments

Indonesian StarTrek Community @Sierra Cafe BandungANGGOTA Indonesia Star Trek Community atau lebih dikenal Indo-StarTrek
dengan “Salam Vulcan” khas mereka. Para penggila Star Trek yang berusia
beragam mulai dari 7 tahun sampai dengan 58 tahun ini punya sebutan
khusus, yakni “trekkies” yang sekarang disebut “trekker”.* ERIYANTI/”PR”

SIANG masih terasa sejuk saat gerombolan penggila Star Trek Indonesia kumpul bareng di kawasan Dago Atas Bandung. Sinar matahari menerobos sekumpulan awan yang memayungi mereka saat berfoto. “Waduuh…, kasihan Eri. Dia kejebak macet,” ujar Bowo Trahutomo tentang salah satu anggotanya yang bernama Erianto yang masih belum tiba di lokasi.

Hari itu, Sabtu (7/3), pukul 12.00 WIB, merupakan long weekend paling menyenangkan bagi anggota Indonesia Star Trek Community atau lebih dikenal dengan Indo-StarTrek. Betapa tidak, orang-orang penggila Star Trek Jakarta dan Bandung ini berkumpul bersama dalam event “Gathering Bandung 2009”.

Sebenarnya, kata Bowo, penggila Star Trek tersebar di hampir sebagian kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan. Akan tetapi, bila melihat jumlah terbanyak, tetap didominasi Jakarta dan Bandung. Saat ini, terdapat tiga ratus lebih anggota yang bergabung di komunitas ini. Usianya pun beragam, mulai dari 7 tahun sampai 58 tahun.

“Star Trek itu pesan-pesannya manusiawi banget. Meskipun mereka merupakan suatu community yang sudah sangat maju dengan penguasaan teknologi paling canggih, tetapi lebih mengutamakan persaudaraan dan perdamaian,” ujar Abrianto (44), yang sudah menggilai tokoh dan segala hal tentang Star Trek sejak puluhan tahun lalu.

“Tidak ada ketamakan, tidak ada perebutan kekuasaan, segala emosi semuanya sudah selesai, yang ada hanya damai. Ini bukan sesuatu yang utopis, melainkan sebuah peradaban yang kelak mungkin kita bisa capai bila peradaban bumi sudah betul-betul sama dengan mereka,” ujar Budisastra menambahkan.

Obrolan kian ramai saat Ismanto Hadi Saputro atau akrab dipanggil Manto datang bergabung. Manto termasuk orang paling sibuk dalam menyiapkan gathering ini. Ia bukan saja memboyong para penggila Star Trek ke Bandung, melainkan juga membawa aneka merchandise Star Trek, termasuk game Battle of Starships hasil ciptaannya sendiri.

“Begini nih kalau pergi jauh-jauh. Semua serba dibawa. Akan tetapi, tidak apa-apa, yang penting seru, rame,” ujarnya sambil nimbrung. Manto menjabat sebagai ketua komunitas sedangkan Bowo, lebih sering dianggap sebagai penggerak. Menurut Manto, meski tidak ada struktur organisasi yang baku, komunitas ini berjalan dengan baik. Dari sisi gender, anggota komunitas 80 persennya terdiri atas pria dan 20 persen wanita.

Sebutan khusus

Para penggila Star Trek ini sebenarnya punya sebutan khusus, yakni trekkies” yang sekarang disebut trekker. Sebutan ini telah resmi diakui dan dicatatkan dalam “Oxford English Dictionary”. Konvensi Star Trek diadakan setiap akhir tahun paling sedikit di empat kota di Amerika Serikat (AS). Setiap tahunnya berhasil berkumpul lebih dari 300.000 penggemar Star Trek di AS dan diperkirakan sudah lebih dari satu juta penggemar di seluruh dunia.

Terbentuknya komunitas penggemar Star Trek di Indonesia, berawal pada tahun 1990-an saat “Star Trek: The Next Generation” tengah ditayangkan televisi lokal. Komunitas USS Batavia, USS Parahyangan, Trekkieslist, hingga id-StarTrek turut meramaikan pilihan komunitas penggemar Star Trek di Indonesia dengan jumlah anggota ribuan orang.

Setelah berakhirnya serial terakhir Star Trek, “Enterprise” (2005), penggemar Star Trek di Indonesia yang masih merasakan semangat dan pengaruh positif Star Trek, berkumpul kembali di sebuah komunitas baru yakni Indo-StarTrek. Pada awal pendiriannya di Indonesia, kata Bowo, belum begitu banyak anggota yang bergabung. Namun, setelah era internet mendobrak segala batas wilayah, peminatnya bertambah seru. “Apalagi setelah mailing list dan Facebook berkibar, kita bisa melihat potensi anggota itu ternyata begitu banyak,” ujar Bowo.

Komunitas ini, kini sudah menjadi bagian dari komunitas serupa di dunia. Selain Amerika Serikat sebagai pusat, komunitas ini juga ada di Malaysia, Singapura, Filipina, dan beberapa negara lain. Mereka kerap berhubungan satu sama lewat dunia maya. Kegiatan komunitas antara lain saling berbagi informasi terbaru tentang Star Trek. Selain itu, diskusi juga merupakan hal penting. Pasalnya, kata Bowo, segala pengaruh positif dari Star Trek akan lebih positif bila didiskusikan dengan sesama pencintanya.

“Dengan berbagai sudut pandang para anggota, diskusi sangat diwarnai topik-topik beragam. Mulai dari cerita, setting film, kostum, teknologi, fisika, filosofi, hingga ilmu-ilmu lain seperti manajemen, organisasi, dan kepemimpinan,” ujar Bowo yang mengaku menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Star Trek ke dalam pekerjaannya sehari-hari.

Kegiatan lain adalah kumpul-kumpul, nonton bareng, dan mengadakan costum day. Yang dimaksud costum day adalah kegiatan bersama yang dilakukan anggota untuk membuat kostum-kostum tokoh idola mereka. Kegiatan ini sangat diminati anggota karena bisa saling berbagi kreasi. Kegiatan yang tidak kalah menariknya adalah Indo Comsumunity Expo (ICE) yang digelar terakhir November 2008 lalu. Ada juga “Oktroi Gathering”, dan “War Games”, serta “Book Day”. Semua ragam kegiatan ini, dasarnya hanya satu, Star Trek sebagai sumber inspirasi.

Salam “Vulcan”

Fiksi ilmiah dalam Star Trek, menurut Bowo dan Wanto, bukan fiksi khayal, tetapi fiksi yang bisa dibuktikan oleh berbagai disiplin ilmu. Mulai dari matematika, fisika, bumi antariksa, maupun teori kuantum. Kendati begitu, Star Trek juga mengisahkan persoalan-persoalan seputar roman, percintaan, dan persoalan-persoalan manusia lainnya. “Pokoknya, Star Trek itu maket kehidupan yang difilmkan,” ujar Bowo.

Karena minat yang berbeda itulah, bila sudah saling berdiskusi, ramainya bukan main. Yang satu fasih membeberkan tentang teori-teori fisika, yang lain lagi heboh membandingkan kehidupan alam Star Trek dengan kehidupan di bumi.

Yang unik, komunitas ini mempunyai salam khusus yakni “Salam Vulcan”. Salam ini dilakukan dengan cara mengangkat telapak tangan kanan sejajar dengan wajah. Posisi ibu jari direnggangkan dengan telunjuk yang merapat dengan jari tengah. Sementara itu, kedua jari ini direnggangkan lagi dengan jari manis dan kelingking yang juga saling merapat. “Salam Vulcan” mengandung arti “Semoga panjang umur dan selalu makmur”. Salam ini disampaikan bila sesama trakker saling bertemu. Ke depan, komunitas ini ingin menerbitkan antologi cerpen yang bernuansa fiksi ilmiah. (Eriyanti/”PR”)***

Di copy paste dari Pikiran Rakyat Online.

pr-11-maret-2009-komunitas-indo-startrek

Entry filed under: Lain-lain. Tags: , .

Rame2 Haramkan Rokok Star-Trek Movie Promo

5 Comments Add your own

  • 1. Eep  |  March 12, 2009 at 11:36 pm

    mantaaaapssss

    Reply
  • 2. ER  |  June 7, 2009 at 3:16 pm

    Hehehehe… gw baru nemu blog ini malam ini….
    bagus bro.

    Reply
  • 3. Hok  |  July 15, 2009 at 5:22 am

    CMIIW. Saya lihat di Jawa Pos sampai sekarang (2 bulan lebih) tidak ada tanda2 film ini diputar di Surabaya. Jadi kalau misalkan saya download film bajakannya bagaimana? DVD belum keluar. Film sudah tapi tidak ada di bioskop. Jadi mau tidak mau terpaksa membajak.

    Reply
  • 4. Ajeng Dewi Anggraeni  |  July 13, 2012 at 2:48 am

    Selamat Pagi,

    untuk komunitas ini (Indonesia Star Trek Community), apakah ada contact detainya?
    Segera di email ke kami ya untuk contact detailnya..

    Thanks
    Ajeng

    Reply
  • 5. Antonius Widjaja  |  July 13, 2012 at 3:04 am

    Bisa kontak di Official FB-nya:
    https://www.facebook.com/groups/indostartrek/?ref=ts

    Reply

Leave a reply to ER Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


si Botax Narcis

si Botak Narcis
Antonius Widjaja, seorang ayah, suami, dan pekerja mandiri di bidang Digital Printing dan Video Editing
March 2009
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031